Archive for Desember, 2013



Hati2 modus penipuan..

Iwanbanaran.net | Warung Otomotif

gp-banner-460x110

Iwanbanaran.com – Bro dan sis sekalian….seiring kemajuan teknologi, penjahatpun kini makin pintar menjalankan aksinya. Berkedok iklan online penjualan motor bekas…..ternyata semua hanya modus untuk melakukan penipuan Seperti yang dialami bro Dani, pengunjung Blog yang mengirim surel ke IWB…..460x150(1)uk460x140(Gif)

Lihat pos aslinya 725 kata lagi


Edo Rusyanto's Traffic

SIARAN PERS
Road Safety Association (RSA) Indonesia

Jakarta, Senin, 23 Desember 2013 – Indonesia masih darurat jalan raya. Bagaimana tidak, sepanjang tahun ini setiap hari terjadi 300-an kasus kecelakaan lalu lintas jalan. Buah pahit kecelakaan membuat Indonesia setiap harinya kehilangan 80-an jiwa anak bangsa. Belum lagi, mereka yang mesti menderita luka-luka.

Sepanjang 2013 kita belum henti didera petaka di jalan raya. Sejumlah petaka fenomenal masih menyayat hati anak negeri. Ada bus pariwisata terguling ke dasar jurang, ada mobil pribadi yang dikemudikan anak di bawah umur menghantam mobil lainnya, hingga kereta rel listrik menghajar truk pengangkut bahan bakar minyak (BBM) di perlintasan kereta api.

Kita tak boleh lupa, mereka bergelimpangan karena petaka yang mayoritas dipicu perilaku. Data Korlantas Polri memperlihatkan bahwa lebih dari separuh kecelakaan tahun 2013 dipicu oleh faktor manusia. Sedangkan aspek utama sebagai biang keladi di faktor manusia terdiri atas dua hal, yakni perilaku tidak tertib dan aspek lengah…

Lihat pos aslinya 321 kata lagi


Edo Rusyanto's Traffic

WAJAHNYA menyiratkan keletihan. Nada suaranya tidak terlalu keras, tidak juga terlalu lembut. Senyum mengembang saat menawarkan jasa.

Begitulah penampilan, Pak Sudyanthio, sebut saja begitu, tukang ojek sepeda motor yang mangkal di depan mal di Jakarta Pusat. Saat ditanya berapa ongkos dari tempatnya mangkal ke sebuah perkantoran di Jakarta Selatan, dia menyebut angka Rp 40 ribu. “Soalnya macet pak, bisa-bisa satu jam kalau sore begini,” ujar pria beranak tiga ini, saat berbincang dengan saya, Selasa (24/12/2013) sore.

Dia tak bergeser sedikitpun dari angka Rp 40 ribu. Walau, sempat bilang bahwa kalau tidak macet total seperti sore itu, bersedia menarik penumpang sebesar Rp 30 ribu. Di lokasi tempatnya mangkal sore itu tampak ada tiga sepeda motor ojek yang parkir di bawah pohon di sisi jalan aspal. Di sisi kiri ttempat parngkalan ojek, jalan aspal disulap jadi parkiran sepeda motor.

Berceritalah dia soal kemacetan lalu lintas jalan Jakarta. Menurut dia, sejak ngojek pada…

Lihat pos aslinya 259 kata lagi


Iwanbanaran.net | Warung Otomotif

gp-banner-460x110

Iwanbanaran.com – Bro dan sis sekalian…puncak kekesalan biker tidak bisa dibendung lagi atas ulah para penebar ranjau paku. Membaca berita Detik pagi ini….satu pelaku yang ternyata tukang tambal ban setempat dihajar massa karena ketahuan sedang menebar paku dijalanan flyover Roxy mengarah ke Cideng, Jakarta Pusat. Apesnya lagi….tunggangannya tak luput dari amukan massa…..uk460x140(Gif)460x150(1)

Lihat pos aslinya 408 kata lagi



Berbubastra



Masyarakat Jember menceritakan bahwa nama pantai Watu Ulo bermula dari kisah berikut. Pada zaman dahulu Ajisaka (baca: Ajisoko) datang ke tanh Jawa. Di Jawa, negeri Medang Kamula, ia mengajarkan ilmu pengetahuan agama dan kesaktian kepada masyarakat. Saat mengajari murid-muridnya, ilmunya didengar ayam yang sedang mencari makan di bawah pondok perguruannya. Seharusnya, siapapun tidak boleh mendengar ajaran Ajisaka, selain murid yag sudah diijinkan. Karena mendengar matra-mantra yang diajarkan kepada muridya, seekor ayam itu mendadak bertelur yang amat besar, tidak seperti biasanya.

Saat telur itu dierami dan menetas, ternyata yang keluar dari cangkang telur bukan anak ayam, tetapi anak naga raksasa

Lihat pos aslinya 405 kata lagi


GreenTravel1

Yup kali ini boleh dibilang memperdalam ilmu gimana sih jadi green traveler itu mungkin artikel yang saya kutip dari The-Travelist.com bisa memberi penjelasan secara umum kepada para newbie traveller

Sekarang ini udah banyak yang menggaungkan kata green, banyak hal yang diembel-embeli kata tersebut, hingga suatu hari kata itu akan tereduksi maknanya,” kata Ferzya mengawali diskusi Green Traveler di kawasan Candi Borobudur.

Tanggal 21 Oktober 2012 kemarin, Travelist yang diwakili oleh Editor in Chief kami, berkesempatan untuk menjadi pembicara dalam acara #SolarizingBorobudur yang diadakan oleh Greenpeace Indonesia. Rangkaian acara sejak tanggal 13 hingga hari sumpah pemuda itu dilaksanakan untuk mengkampanyekan penggunaan sumber daya listrik dengan menggunakan tenaga surya dan tenaga angin.

“Tapi apakah green traveler itu? apakah hanya dengan bersepeda lalu pergi kemana-mana disebut sebagai green traveler?,” lanjut wanita yang memakai kerudung abu-abu hari itu. Dia pun memulai diskusi dengan menerangkan tentang makna green traveler. Bahwa sebenarnya green traveler itu adalah respek dengan budaya setempat dan melakukan sesuatu untuk tempat dimana kita berjalan.

***

Menjadi green traveler bukanlah hal yang sulit, beberapa orang bahkan sudah melakukannya dengan tidak sadar. Green traveler sebenarnya bukan hanya menggunakan sepeda atau berjalan kaki, walaupun hal tersebut juga masuk dalam kategori. Tapi, lebih dari itu, penggunaan kendaraan lokal diyakini mampu menaikkan kesejahteraan penduduk, memberinya pendapatan ekonomi dan memberi kita kesempatan untuk mengenal orang lokal. Bukankah lonely planet, penuntun traveling terbaik adalah penduduk lokal?

Beberapa orang biasanya senang memanggul tas yang besar, berjalan kesana kemari dengan backpack-nya. Hal tersebut adalah wajar jika kita berpergian jauh, akan tetapi ada banyak hal yang harus dipertimbangkan. Salah satunya perhitungan barang yang harus dibawa, semakin selektif barang yang dibawa akan semakin baik. Selektif loh, artinya barang-barang yang dibawa harus bisa mengakomodasi (beberapa) kebutuhan kita dan seberapa penting barang itu harus dibawa. Hal ini ga hanya berguna untuk keringanan tas tapi juga untuk lingkungan. Misalnya, dengan membawa kain sarung/kain bali selembar kita sudah bisa memanfaatkannya sebagai handuk, selimut, syal, kerudung, rok, dan lainnya tergantung kreatifitas dan hebatnya kita hanya membutuhkan sedikit detergen untuk mencuci 🙂

Penggunaan plastik juga mulai dikurangi. Pernah hitung ga, berapa plastik yang kita hasilkan saat membeli logistik jalan-jalan? Pergi kesebuah mini market/warung kelontong, membeli air mineral, beberapa snack dan permen? Lalu ditambah dengan kantung plastik untuk mewadahinya. Berapa tuh?. Mulailah kita membeli sebuah tumblr/botol minuman yang dapat diisi ulang dan untuk perjalanan yang singkat, usahakan untuk membawa bekal dari rumah. Memang susah mengubah pola hidup yang terbiasa menggunakan plastik, tetapi apakah tidak bisa kita melakukan pola ini. Sulit diawal, aman diakhir.

Oke, lalu setelah semua persiapan ini dan tiba di tempat, mulailah melebur dengan lokal. Ikuti ritme mereka dengan baik, hormati kebudayaannya dan jangan menghakimi kegiatan yang kita tidak ketahui. Beberapa orang ada yang mencerca budaya penduduk Lamarera (NTT) yang membunuh paus, mengatakan bahwa itu tidak baik, tapi apakah mereka tahu makna dibaliknya? Cara yang dilakukan? Ini yang harus ditanamkan dalam diri saat berada disuatu tempat. Jangan sampai diri kita yang asing ini menganggap kebudayaan setempat menjadi ‘asing’. Tidak mau kan kita mengubah banyak tempat seperti Bali sekarang ini yang adat aslinya makin tergerus.

Know the impact and reduce it. Sebagai pejalan, informasi suatu tempat ataupun aktifitas yang akan dilakukan sebisa mungkin diketahui dengan baik. Bahwasanya kedatangan kita disuatu tempat ataupun kegiatan yang kita lakukan pasti memberikan dampak. Contohnya saja kegiatan snorkeling, melihat karang dan ikan yang lucu sering membuat diri tak sadar bahwa fin yang kita gunakan telah mematahkan karang lain, ups tapi itu benar terjadi. Apakah sebagai pejalan kita memikirkan hal-hal ini?

Banyak pejalan kini melakukan perjalanan karena pengaruh media. Beragam foto dibagikan secara gratis di Facebook, Twitter, Instagram, ataupun Path. Mulai berlomba-lomba datang kesuatu tempat dengan biaya yang murah. Sampai disana, lalu apa?. Apakah datang, foto-foto dan menyebarkannya pada media online itu saja? memperlihatkan bahwa tempat-tempat wisata di Indonesia itu indah? Lalu kita pergi, meninggalkan sampah, dan karena foto yang kita sebar menyebabkan lebih banyak orang yang meninggalkan sampah? Rasanya sudah tidak masanya lagi kita jalan-jalan untuk sekedar melihat suatu tempat. Lebih dari itu, kita datang untuk berbuat sesuatu. Salah satu caranya, menjadi volunteer sebuah acara yang baik. Buatlah alasan yang pasti mengapa kita harus datang ke suatu tempat, bukan sekedar jalan-jalan. Sulit? Baiklah, bagaimana jika setelah jalan-jalan, kita menulis tentang tempat tersebut dengan imbang dan tidak hanya kecantikannya, tapi ‘apa’ dibalik itu. Menulis yang imbang, juga berkontribusi.

Itulah Green Traveler.

Begitu banyak hal yang dapat dilakukan oleh pejalan dengan menjadi green traveler, jika belum maka inilah saatnya.

– See more at: http://the-travelist.com/index.php/solarizing-borobudur#sthash.DMg7CR9k.dpuf

Bisa di baca juga link ini https://suetoclub.wordpress.com/2011/10/30/mengembangkan-ecotourism-indonesia/


Iwanbanaran.net | Warung Otomotif

gp-banner-460x110

Iwanbanaran.com – Bro dan sis sekalian…cukup menarik berita dari Kompas yang mengangkat isu wacana penghentian BBM bersubsidi pada kendaraan bermotor. Usul tersebut dilontarkan pak Basuki Tjahaja Purnama (Wakil Gubernur DKI) yang mengatakan siap pasang badan meng-golkan ide tersebut. Doi mengatakan siap menghadapi pro kontra yang akan terjadi nanti….460x150(1)uk460x140(Gif)

Lihat pos aslinya 352 kata lagi


Edo Rusyanto's Traffic

maludehcom

BELAKANGAN ini publik disodori dua laman internet yang ‘fenomenal’. Keduanya diluncurkan di Jakarta dan hadir dalam selisih hitungan hari pada minggu kedua Desember 2013.

Publik ditawari kesempatan untuk berbagi dalam meningkatkan kesadaran berkendara yang aman dan selamat. Seperti apa?

Situs maludeh.com menyediakan tempat bagi publik mengirimkan foto-foto pelanggaran aturan di jalan dan di ruang layanan publik lainnya. Hal serupa juga diberikan oleh tertiblantas.com.

“Di kami, setiap foto yang ditayangkan kami filter dulu identitas kendaraannya, seperti pelat nomor sebagai prinsip praduga tak bersalah,” ujar Saftari, penggagas maludeh.com saat berbincang dengan saya suatu ketika di Jakarta.

Laman maludeh.com mengaku bahwa apa yang dilakukan pihaknya nya adalah mengajak masyarakat untuk malu berperilaku tidak tertib. Demikian pula dengan tertiblantas.com. “Website ini dibuat sebagai upaya untuk menumbuhkan rasa tertib berlalulintas pada masyarakat yang dikemas secara gamifikasi, sehingga peserta dapat ter-engadgement dan ‘terikat untuk terus berpartisipasi’ dengan fun, akrab dan menyenangkan,” ujar AKBP Irvan Prawira…

Lihat pos aslinya 230 kata lagi


Edo Rusyanto's Traffic

irsa 2013 undangan

INDONESIA masih bergulat dengan problema di jalan raya. Tiap hari, 300-an kasus tabrakan mewarnai jalan-jalan di Tanah Air. Buahnya pahit. Ratusan orang luka-luka dan 80-an meregang nyawa. Indonesia darurat jalan raya!

Peran pemerintah daerah (pemda) amat vital dalam mewujudkan lalu lintas jalan yang aman dan selamat. Tentu termasuk untuk mengurangi fatalitas kecelakaan di jalan. Lewat perpanjangan tangannya, seperti dinas perhubungan dan dinas pekerjaan umum, pemda bisa menopang upaya mewujudkan jalan raya yang minim fatalitas kecelakaan. Tentu, butuh sinergi solid dengan kepolisian setempat dalam menegakkan ketertiban berlalu lintas jalan. Maklum, mayoritas pemicu kecelakaan adalah faktor manusia, khususnya perilaku tidak tertib saat berkendara.

Kegairahan pemda dalam menerapkan manajemen keselamatan jalan perlu terus didorong. Terlebih, dalam instruksi presiden (Inpres) No 4/2013 tentang Keselamatan Jalan setiap pemda berkewajiban membuat program keselamatan jalan.

“Lewat Indonesia Road Safety Award (IRSA) diharapkan bisa menggugah para pemimpin daerah untuk meningkatkan keselamatan jalan,” ujar Iskandar Abubakar, ketua dewan juri…

Lihat pos aslinya 328 kata lagi