Salam wildlife!Kali ini cerita dan sharing destinasi baru yang ditulis, mengenai hasil jalan-jalan rekan hilmy sueto di Jember. Jadi ceritanya seperti ini :
Air Terjun Tancak adalah wisata di Jember yang masih sangat jarang dijamah wisatawan kecuali para pendaki lokal dan para pramuka, tanpa adanya tangan pemerintah daerah yang ikut campur sehingga belum ada fasilitas yang cukup memadai namun Alhamdulillah masih bersih dari sampah non daur ulang. Air Terjun Tancak ini tanpa tiket masuk alias GRATIS.
Tepat lebaran tahun lalu saya dan adek kembar (dek fizha – dek ipung) menakhlukan trekking menuju Air Terjun Tancak kawasan Gunung Pasang di Jember. Gunung Pasang ini sendiri merupakan anak gunung dari Gunung Argopuro, tepatnya di bagian selatan Gunung Argopuro.
Letak Air Terjun ini berdasarkan lokasinya berada sekitar 16 km arah Barat Daya kota Jember, di Desa Suci, Kecamatan Panti, Kabupaten Jember. Dengan Koordinat GPS -8.0726890 113.6228790 (googlemaps,2013).
Meskipun saya orang Jember asli, tapi Air terjun ini baru saya kunjungi tahun lalu (2012).
Jika dari arah Surabaya, atau arah barat kota Jember, tidak perlu memasuki kota Jember. Setelah melalui pasar Rambipuji, akan menemui lampu lalu lintas pertigaan. Ambil arah kiri ke arah Rambi Gundam terus ke Panti, dan lanjutkan perjalanan hingga menemui petunjuk arah ke Air Terjun Tancak. Pertigaan ini tempat bertemu dari arah kota atau timur Jember (boerhunt,2012).
Pada tahun 2007 kawasan Air terjun tancak pernah longsor hebat, perjalanan menuju lokasi juga hancur, jembatan besar menuju desa suci juga terputus. Setelah masuk daerah Serut, nanti terlihat jembatan kayu, jembatan penghubung sementara setelah kejadian longsor. Saya pun mengabadikan jembatan kayu itu, bagus sekali.
Ada pos perhentian untuk istirahat di pos evakuasi bencana gunung pasang, terdapat warung dan masjid disana, dan tepat berhadapan dengan sungai yang jembatannya terputus pula, sehingga desa terisolasi pada waktu itu.
Jembatan baru pada awal saya kesana (2011) masih berupa tanah tak beraspal, namun kokoh.
Pada awal saya kesana bersama ibu dan bapak serta dek fizha, kami gagal karena hujan lebat saat mencapai pos evakuasi bencana gunung pasang. Kunjungan kedua pun menuai kegagalan karena salah jalan.
Pada kunjungan ketiga, yaitu tahun lalu, saya dengan adek kembar berhasil mencapai Air Terjun Tancak.
Destinasi pertama adalah Pos evakuasi bencana Gunung pasang, Destinasi kedua adalah Tempat Parkir pintu awal dimulainya trekking disebelah musholla (tempatnya pak war).
Untuk bisa mencapai lokasi Air terun Tancak pun perlu perjuangan yang tidak mudah. Maklum, untuk mencapainya harus memarkirkan kendaraan cukup jauh dari lokasi, menempuh perjalanan dengan berjalan kaki dengan mendaki lereng Gunung. Selain itu, terdapat banyak jalur yang mengecoh para pendaki.
Perjalanan ke Air terjun Tancak dikatakan berhasil ketika kami melewati hutan bambu.
Hutan bambu hanya terdapat di jalur asli menuju Air Terjun Tancak. Panorama jalur menuju lokasi Air Terjun Tancak akan melewati argowisata hutan kopi, hutan cokelat, sungai kecil yang mengalir sayu dengan air yang sangat jernih, hutan bambu yang cukup mendebarkan, beberapa jalur pendakian (disarankan ada guide), anak gunung lain dari gunung Argopuro, dan hijaunya Indonesia 🙂
Akan ada tebing yang sangat curam dengan posisi sudut depresi 30 derajat, disini saya sangat beruntung membawa tali, dan saya naik menggunakan bantuan akar pohon dan tali yang diikat di pohon yang kuat. Pendakian (hiking) tebing curam hanya ada dua, sisanya kami lanjutkan trekking seperti biasa. Air Terjun Tancak bisa dibilang memiliki level kesulitan Medium, sehingga ketika hari sabtu, banyak para pramuka dan atau pendaki pemula untuk tes pendakian disini.
Setelah terlihat jelas Air Terjun Tancak dari kejauhan, semangat kami makin membara, untuk mencapai final step, kami menelusuri sungai kecil dengan pohon raksasa tumbang diatasnya, disini saya kehilangan minuman sprite yang sengaja saya beli di terminal Rambipuji Jember.
Air Terjun Tancak sangat indah sekali, disana suara kami menggema karena dikelilingi oleh tebing yang sangat curam. Waktu kami kesana, kami mendapati bekas api unggun yang telah menjadi abu. Areal perkemahan disini lumayan luas. Disini dingin sekali suhunya, sangat dingin. Saya sempatkan sholat diatas batu yang datar sebelum kami melakukan perjalanan balik. Air Terjun Tancak yang memiliki debit air sekitar 150 m3 per detik ini (nusapedia, 2013).
Waktu yang kami tempuh dari lokasi parkir pak war dengan monyet jahilnya menuju Air Terjun Tancak adalah 2,5 Jam pendakian selama kurang lebih 3KM, 1 jam menikmati Air Terjun Tancak dan 2 jam turun (balik pulang). Total waktu yang dihabiskan adalah 5,5 jam.
Maka saya sarankan :
1. Nyampe pos parkir kendaraan (2rb spd motor, 4rb mobil) jam 9 pagi, biar bisa lama di lokasi Air Terjun.
2. Jika mau berkemah, bilang ke bapak penjaga parkir kendaraan (pak War) yg ada monyetnya.
3. Siapkan Kamera dan baterai yang benar-benar full (klo ada batere cadangan silahkan dibawa).
4. Jaket tebel (dingin banget di lokasi Air Terjun Tancak).
5. Tali pramuka.
6. Pisau/Alat tajam pemotong ranting.
7. Alas kaki dengan grip yang bagus (klo ada sepatu gunung silahkan pakai).
8. Tanya Jalur yang jelas menuju Air Terjun Tancak kepada petani lokal (ada banyak jalur di perjalanan).
9. Klo ada temen yang dah pernah sih mending diajak buat jadi guide, klo nggak ada hubungi pak war.
10. Perhatikan cuacanya, jika kabut telah sedikit terlihat (biasanya jam 4 sore) atau awan mendung (you know what I mean, 2 tebing curam yang dilewati sangat rawan banget klo hujan) maka lebih baik turun.
Berhubung laptop saya hilang dan data-data SUETO hilang semua , mohon maaf jika saya tidak dapat melampirkan video dan foto perjalanan kami.
Berikut foto-fotonya :